Nurdin (Ketua MKKS SMK Kab. Cianjur dan Kepala Sekolah SMK Vancannity) |
Karena yang sering Saya rasakan beberapa tahun ini (setelah Saya lulus kuliah) adalah luka yang tidak bisa disembuhkan dengan obat. Lalu Bapak ini datang dengan kekuatan kata-kata.
Mungkin ketika Saya menulis tentang Bapak yang satu ini, beliau tidak tahu. karena bahkan beliau tidak mengenal Saya. Baru dua kali Saya mendengarkan ia berbicara. Tepat (Selalu) di hari perpisahan kelas XII SMKN 1 Cugenang, yang diundang sebagai ketua MKKS SMK kab Cianjur. Saya bukan orang yang mudah untuk mengagumi, butuh waktu lama untuk sampai pada hal mengagumi.
Pertama kali Saya mendengarkan beliau berbicara pada tahun lalu, tahun 2018 di gedung PGRI Cugenang. Beliau menyampaikan sambutan singkat yang menggebu-gebu,hingga sampai saat ini.
Begitu besar semangat yang beliau tularkan, lalu berikan pada pendengarnya ketika itu. Bahakan ketika itu Saya tidak tau siapa beliau, dari mana, dan sebagai apa. Saya sangat mencintai kata-kata, dan kata-kata yang diucapakan beliau membuat Saya semakin jatuh cinta dengan kata-kata,yang diucapkannya sampai pada jiwa saya ayng sedang bimbang. Tanpa basa-basi kata-kata itu sampai menyentuh semangat terdalam yang mulai redup.
Begini awalnya, saat itu, saya sedang berada dalam kondisi ingin pergi dari keadaan.
pergi meninggalkan yang telah saya kenal sebelumnya. Hati dan pikiran Saya sedang dalam keadaan jatuh. Tapi dengan kata-kata yang ia sampaikan Saya mulai bangkit unutk melanjutkan keadaan yang ada.
Beliau seperti orator yang membuat jiwa tertidur mualai bangun lagi.
Lalu ada awalnya lagi, aku tidak pernah berdoa untuk menjadi guru, meski dulu sewaktu kecil cita- cita yang petama saya ucapakan adalah "Aku ingin jadi Guru". Namun seiring waktu berjalan dengan cepat, Saya mulai mengurungkan niat. Semakin dewasa Saya semakin ingin banyak diam. jadi penulis adalah yangterlintas dibenak Saya saat itu. Saya senang menulis, Saya rela berhari-hari diam dikamar untuk menulis. Tapi hingga Saya mendengar semangat dari Pak Nurdian kala itu Saya mulai mengikuti takdir. Ada yang Saya lupakan mengenai keinginan Saya, ya Saya perlu dunia untuk mengenguji mental Saya.
Tempat ini, adalah sebagai dunia yang Saya lewati. Bahkan ditempat yang saat ini setiap hari selalu Saya datangi, tidak ada yang bisa Saya dustakan. Semua takdir Tuhan "Saya berada disini, bisa mendengar pak Nurdin menjadi orator"
" Percaya Allah tidak akan membiarkan umatnya dalam keadaan apapun, jika kita berusaha." -Nurdin
Berlalu. Setelah itu dan saya mulai membiarkan semuanya berjalan dengan adanya dan menerima takdir. Setelah sambutan saat tahun lalu, saya tidak pernah (lagi) bertemu dengan beliau.
Tepat di bulan lalu, 18 April 2019. Suatu ketika Saya diundang untuk menjadi juri dalam seleksi lomba literasi tingkat SD/SMP/SMA SLB se- Kabupaten Cianjur.
waktu itu Saya mendengar (lagi)suatu sambutan yang menggebu-gebu mengenai dunia literasi.Entah siapa namanya dan darimana? pada saat itu Saya sedang berada di ruangan untuk istirahat. Saya mulai mengingat Pak Nurdin.
Saya dengan 7 orang teman Saya kebetulan menjadi juri dalam kegiatan Lietrasi terbsebut. Anda bisa membaca cerita literasi singkat kegiatan di https://duniaminda18.blogspot.com/2019/04/literasi-anak-luar-biasa_30.html.
Ketika itu kami sedang berdiskusi santai, tiba-tiba saja obrolan kita sampai pada ketua MKKS. Entah dari mana awal mulanya kami membicarakan ketua MKKS, hingga pada saat Kang Aqo (abdul Qodir Zailani) salah satu teman Saya dan Juri menyebutkan bahwa beliau adaalah Kepala Sekolah di tempat ia Mengajar, sebelumnya kami berdiskusi tentang masing-masing sekolah kami mengajar, namun Saya tidak membahas kepala sekolah. Nah, dari sana Saya mulai sedikit mengenal lagi sosok beliau.
"Ya Tuhan, ternyata dunia sempit. Saya tidak pernah peduli bagaimana latar belakang, siapa dan dari mana,yang Saya pedulikan adalah Saya mendapatkan pelajaran dari beliau. dan Saya tidak akan melupakan."
Saya mulai menceritakan kekaguman Saya.
Hingga sampai pada acara perpisahan kemarin pada tanggal 02 Mei 2019 yang bertempat di SMKN 1 Cugenag. Beliau tetap seperti tahun lalu. Seorang orator, yang menggunakan kekuatan kata-kata untuk menghipnotis luka saya yang manganga, dan aku mengagumi. Ya, karena (lagi-lagi) Tuhan selalu mempertemukan Saya dengan beliau dalam keadaan terluka.
Luka yang hanya bisa disembuhkan dengan kekuatan kata-kata. Luka yang tidak bisa Saya bawa dalam doa secara leluasa. Karena kenyataan sudah berbanding terbalik dengan apa yang Saya perjuangkan. Ketika Saya benar-benar merasa lelah tak berguna: beliau menyadarkan.
Ya, beliau adalah Bapak Nurdin yang tidak mengenal Saya. Beliau menyembuhkan luka Saya.
No comments:
Post a Comment