Beberapa hari yang lalu Saya menyaksikan bahwa kematian itu pasti. Allah yang berhak menyiapkan tempat setelah
kematian. Manusia dianjurkan untuk berdoa.
Ketika itu, disampingnya juga Saya menyaksikan kehidupan yang berdampingan dengan neraka. Ketika kumpulan
orang-orang berbicara tentang manusia yang belum tentu salah. Jikapun benar, itu
adalah prasangka yang menjadi dosa. Jatuhkan hidayah itu pada kami.
“Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari
prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula
menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al Hujurat:
12)
Biarlah Allah yang menentukan. Manusia itu bisa salah bisa
benar, rasanya tidak indah membicarakan orang tanpa melihat diri yang (juga)
bisa salah dan benar.
Dan Saya mulai dibangunkan ketika itu. Lalu aku menengok lagi. Betapakah
manusia yang telah sekarat itu, dan terbujur kaku sedang berjuang untuk dirinya
sendiri. Sedangkan orang-orang yang ada disekelilingnya membicarakan hal-hal
yang belum pasti. Dan hanya menjerumuskan diri pada kemunafikan. Naudzubillah Min Dzalik, Kami
berlindung kepada Allah dari perkara itu.
Saya harus menerima, ini adalah kehidupan yang harus dihadapi. Saya tidak pernah peduli
dengan penilaian manusia, Saya tidak peduli jika orang yang disekeliling membicarakan
siapapun. Tapi kadang Saya merasa sedih. Apakah kita hidup untuk saling membicarakan?
Tanpa mampu menilai diri sendiri.
Wallahualam bishawab
Penilaian Manusia Hanya Sepanjang Lidahnya, Tapi
Penilaian Allah Akan Menyertaimu Selamanya
No comments:
Post a Comment