Oleh Siti Halimah
PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
1.
Judul, pengarang, penerbit,
tahun.
Judul Buku : Unsur didaktida dalam Fabel Nusantara: Cerita kera
Pengarang : Siti Zahra Yundiafi, Putri Minerva Mutiara, dan Juhriah
Penerbit : Pusat Bahasa Depaetemen pendidikan nasional
Tahun Terbit :2003
2.
Bidang apa: bahasa, sastra,
budaya.
Buku ini ada pada bidang sastra
3.
Pokok-pokok bahasan.
Pokok-pokok bahasan yang di jkaji
ddalam buku ini adalah sebagai berikut:
a.
Struktur
cerita (alur, tokoh dan tema) “Kera” Nusantara. Dari 65 cerita tentang kera,
penelitian ini hanya menggarap 24 cerita sebagai berikut:
1)
Cerita
“Kera Rasah dengan Beruk Jalu”
2)
Cerita
“ Si Kancil dengan Kera”
3)
Cerita
“Beruk Laksikal”
4)
Cerita
“Kera dengan Ayam Hutan”
5)
Cerita
“ Kera dengan Kura-kura ”
6)
Cerita
“ Kera dan Musang”
7)
Cerita
“ Si Betah-betah”
8)
Cerita
“Lutung da Kura-kura”
9)
Cerita
“ Sambung maut dengan seekor kera ”
10) Cerita “ Orang mencari ikan”
11) Cerita “ Si Luitu-luitu”
12) Cerita “Dua orang bersaudara dan
Monyet tunggal”
13) Cerita “ Kera dengan ayam”
14) Cerita “ Kera dengan jin
beringin”
15) Cerita “ Sang Lutung dan Sang
Keker”
16) Cerita “Kisah sang Kancil dengan
Monyet”
17) Cerita “ Poican dan Wolai ”
18) Cerita “ Suara durian Runtuh”
19) Cerita “ Asal usual anjing berkawan dengan manusia”
20) Cerita “Sang kancil dengan
monyet”
21) Cerita “ Sang kancil dengan seekor beruk ”
22) Cerita “Sang kancil dengan seekor
Katak”
23) Cerita “ Si Betah-betah”
24) Cerita “Lutung da Kura-kura”
Pemilihan
ini didasarkan cerita fabel ini anonim dan berlatarkan dunia binatang yang
bersifat universal, pendekatan ini menggunakan pendekatan objektif yang
bertolak pada karya sastra itu sendiri. Dan strukturalisme ini dianggap
memiliki relevansi yang tinggi dalam penedekatan masalah.
b.
Selain
itu juga pembahasan peran kera dalam cerita juga di kaji, misalnya sebagai kera
yang penolong atau penghasut serta binatang yang berperan sebagai tokoh antagonis
dalam cerita kera tersebut
c.
Kemudian
unsur-unsur didaktis atau amanat yang terdapat dalam cerita kera itu. Yang mana
dinyatakan bahwa karya sastra diciptakan untuk tujuan tertentu, terutama tujuan
pendidikan. Dengan kata lain suatu cerita tidak diciptakan hanya untuk keindahan
saja, melainkan juga untuk mengemukakan ajaran. Sehingga dalam setiap cerita
kera tersebut memiliki ajaran/niai-nilai/didaktis didalamnya.
Sehubungan
dengan hal tersebut pokok bahasan ini mencakupi analisis tentang struktur
cerita kera (alur, tokoh dan tema) yang berasal dari berbagi daerah untuk
mengungkapkan unsur didaktis atau amanat yang terkandung dalam cerita itu.
4.
Ringkasan isi keseluruhan.
Berdasarkan analisis alur, tokoh
tema dan unsur didaktis dapat di catat beberapa hal yang berupa kesimpulan
penelitian ini.
a.
Cerita
kera pada umumnya beralur lurus, peristiwa demi peristiwa di tuturkan secara
berututan
b.
Tokoh
utama (protagonist) dalam cerita kera pada umumnya kera (monyet, beruk) tetapi
ada tokoh lain, seperti manusia atau musang, sedangkan tokoh antagonisnya
bermacam-macam seperti beruk, ayam hutan, kura-kura, sambung maut, siamang,
anjing, kepiting, atau manusia. Tokoh kera dalam cerita kera pada umumnya
digambarkan penutr sebagai hewan yang berakal dan cerdik, tetapi juga licik jahat,
suka menganiaya, dan rakus. Namun juga tokoh kera yang berperan sebagai
penolong.
c.
Tema
cerita kera pada umumnya bertalian dengan masalah kehidupan yang muncul akibat
adanya hubungan antara tokoh. Diantara tema-tema
tersebut, tema yang menonjol ialah bahwa kejahatan akan dibalas dengan
kejahatan dan perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan pula.
d.
Sehubungan
dengan tema tersebut, ajaran yang terkandung dalam cerita kera itu pada dasarnya
berkaitan dengan ajaran moral, antara lain sebagai berikut.
1)
Kebaikna
seseorang haus dihargai dan di balas dengan kebaikan, jangan samapai orang yang
berbuat baik dibalas dengan kejahatan.
2)
Dalam
berusaha janganlah merugikan orang lain, bersaing secara positif
3)
Orang
yang jujur akan meraih kebahagian, sebaliknya orang yang khianat atau licik
akan mendapat kesulitan atau kerugian
4)
Persahabatan
harus dilandasi dengan saling menghormati, saling memahami sepaya tidak terjadi
salah paham yang mendatangkan kerugian
5)
Kerja
keras sangat diperlukan dalam meraih keberhasilan
6)
Sikap
sombong dan licik dapat mendatangkan kerugian, bahkan kehancuran
7)
Seorang
pemimpin harus memiliki sifat bijaksana, jujur, adil dan tanggung jawab supaya
dapat melaksanakan tugas dengan baik.
8)
Akal
dan kecerdasan masnusia hendaknya dipakai untuk berbat kebaikan bukan berbuat kejahatan,
9)
Orang
yang tidak mempunyai pendirian dan kejujuran akan mudah dipeengatuhi orang lain
untuk bebuat kejahatan dapat merugikan orang lain, bahkn dirinya sendiri.
10) Orang yang suka menipu suatu
saaat tertipu juga
11) Manusia harus padai bersyukur
atas nikamat yang telah diberikan tuhas kepadanya.