Perempuan yang akrab dengan Sunyi dan Kopi. Setelah mencintai Mahari, Bunga, dan Tamtam. Ada yang lebih aku cintai yaitu ular, katak dan laba-laba.- Siti Halimah

Penerimaan dalam Novel “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” Karya Tere Liye





Daun, Kehidupan dan Makna Penerimaan
Karya Siti Halimah



Ketika membaca judul yang tertera pada cover novel tersebut mengingatkan Saya pada sebuah kutipan yang ada didalamnya, dan itu menggambarkan seperti daun yang jatuh tak pernah membenci angin, penuh makna.

"Bahwa hidup harus menerima...penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti...pengertian  yang benar. Bahwa hidup harus memahami... pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan”

 Saya telah dibawa pada kelembutan seorang penulis dalam menyampaikan pesan yang penuh makna, dengan bahasa yang disajikan sederhana dan mudah dipahami untuk sampai pada pembaca cukup dengan satu kali baca.
Semua berawal dari  membaca buku karya Tere Tiye ini beberapa tahun yang lalu dan membuat Saya ingin membacanya lagi.  Saya lambat membaca buku ini, sekitar 7 jam menyelesaikan sampai akhir.
Dan tidak bisa dipungkiri perasaan dan pikiran dibawa melayang oleh judul tersebut, daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Tabah dan lembut pemilihan kata yang sampaikan oleh penulis. Juga makna yang begitu dalam.  Awalya kehilangan itu memang sakit tapi akhirnya kita harus menerima dengan ikhlas.  
Ketika Tania, Dede dan Ibunya harus menerima kenyataan hidup dalam keadaan miskin setelah ditinggal Bapaknya, kemudian datanglah seorang Danar yang dianggap oleh mereka adalah malaikat. Hingga kemudian menyusul Ibu dari Tania dan Dede juga meninggal sehingga mereka hidup dalam keadaan yatim dan piatu. Tapi mereka tidak menyerah pada keadaan sehingga terus melanjutkan hidup untuk membanggakan kedua orangtuanya. Dan mereka harus menerima kenyaataan dengan ikhas karena ditinggal oleh kedua orang tua mereka. Tidak hanya itu, Tania juga harus ikhlas karena Kak Danar yang ia cintai juga harus menikah dengan orang lain. Sungguh ini adalah penerimaam yang harus diterima dengan ikhlas.  Ya, Tania harus menerima semuanya dengan ikhlas, sesuai dengan judul yang tertera. Sebagiamnapun kehiduapan telah menjatuhkannya ia akan tetao menjalaninya dengan ikhlas.
Penggunaan bahasa dalam buku ini juga cocok untuk dibaca semua kalangan terutama pelajar, sehingga bisa memberi contoh perjuangan Tania dalam menggapai cita-cita dalam menjalani kehidupan terutama tentang pendidikannya. Hal ini selaras dengan pernyataan yang pernah disampaikan oleh penulis, bahwa ia menulis semua bukunya memang persembahkan untuk pelajar, untuk menumbuhkan nilai-nilai karakter pada pelajar.  jika dilihat dari sisi kehidupan tokoh yang diperankan oleh Kak Danar itu dekat dengan kehidupan Tere liye sebagai penulis. Setiap kata dan kalimat yang disampaikan penuh makna.   

Pamono dalam artikel yang berjudul Semantic Suatu Pengantar dalam pembelajaran mengatakan bahwa bahasa memiliki struktur, struktur bunyi dan makna dalam transformasional grammar yang lebih bersifat pragmatis dimana makna bahasa dianalisis sebagai bentuk penampilan tindak tutur dalam konteks tertentu.

 Pernyataan tersebut sejalan dengan isi dalam novel tere liye ini begitu menarik sekali pembawaan ceita ini dan tindak tutur tokoh yang penuh makna, ceirtanya mengalir tertata rapih dari seorang Tania dan Dede dari mereka kecil hingga dewasa.  Meskipun di akhir cerita memberikan kesempatan untuk pembaca berimajinasi karena kita tokoh Danar tidak memberitahukan secara langsung  tentang perasaannya pada Tania. Sehingga pembaca hanya menerka-nerka saja lewat pembawaan tokoh satu dengan yang lainnya.
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, dia membiarkan jatuh begitu saja, tak melawan dan mengikhlaskan semuanya. Begitu juga dengan kehidupan Tania yang ia jalani dengan penuh penerimaan meski melalui kesedihan dan perjuangan.

Referensi Bacaan:
Liye, Tere. 2010. Daun yang Jatuh Tak Pernah membenci Angin. Pt Gramedia Utama:
Jakarta ( Cetakan Pertama)  
 Semiun, A. 2004. Semantic Suatu Pengantar dalam pembelajaran (Buletin Penelitian
dan Pengembangan). Universitas Nusa cendana: Kupang, NTT

No comments:

Post a Comment

BERBAHASA SEJAK LAHIR

  BERBAHASA SEJAK LAHIR :Siti Halimah   “Terdapat banyak bukti bahwa manusia memiliki warisan biologi yang sudah ada sejak lahir berup...