Perempuan yang akrab dengan Sunyi dan Kopi. Setelah mencintai Mahari, Bunga, dan Tamtam. Ada yang lebih aku cintai yaitu ular, katak dan laba-laba.- Siti Halimah

KATANYA CINTA DAN STRESS ITU DEKAT




Buku Responding Stress karya Dr. Tim Rogers dan Fiona Graham adalah buku yang Saya beli beberapa tahun lalu, dan menjadi bahan wajib untuk dibaca setiap tahun. Tapi buku ini masih sedang Saya pelajari, masih Saya aplikasikan pada hidup. Jadi Belum bisa Saya ceritakan. Saya adalah orang yang dekat dengan stress. Karena Saya panikan, mudah khawatir dan mudah tersinggung. Bahkan kalau Ibu atau Bapak sakit saja, saya sering mengalami setres. Apapun yang dilakukan selalu saja tidak tenang. Saya sedang berjuang melakukan berbagai cara, agar tidak selalu memiki rasa seperti itu. 


Sedangkan buku kedua adalah cara mengendalikan stress karya Suroto adalah buku yang Saya pinjam dari perpus sekolah beberapa bulan yang lalu. Bagiku Membaca buku ini adalah ketidakselesaian. Saya terbantu dengan buku ini, disaat Saya sedang keadaan tidak baik. Namun bukan berarti kehidupan Saya penuh dengan kerumitan. Yang akan Saya singgung lebih dalam pada buku ini adalah bersikap positif, karena saya sedang berjuang untuk belajar bersikap positif.


Sepertinya yang diceritakan oleh Suroto dalam bukunya, selalu berfikir terserah orang yang berbuat apapun, selama Saya tidak ikut didalamnya yang penting Saya akan menjaga diri agar selalu berbuat baik.

Mengapa stress harus kita bahas? mungkin stress rentan terjadi bagi seorang yang sudah bekerja atau bahkan seorang pasangan? kita tidak tahu, semua tergantung cara pengendaliannya. Dan ada bab pada buku Suroto yang Saya yakini bahwa bersikap positif bisa jadi salah satu cara yang akan mengendalikan stress yang berasal dari merasa salah, khawatir atau tersinggung atau kecewa.

Saya sudah menerapkan hal ini dari setahun yang lalu. Saya berusaha untuk selalu berpikir positif, kejadian seburuk apapun ada nilai postif didalamnya. Lalu Saya belajar lagi dari ucapan al marhum Jendral Bambang Sugeng. “Saya selalu memandang orang segi baiknya”

Berikut adalah beberapa hal dari buku Suroto yang sering membuat seorang stress dan ajaran untuk bersikap positif, dan Saya ambil hal baiknya dengan pengalaman Saya.  

Direndahkan teman. Sedari dulu Saya tidak pernah secara langsung direndahkan teman. Entahlah, tapi belakangan Saya sempat merasakan hal ini. Ketika kemampuan direndahkan oleh seorang teman seprofesi, dan itu sakit sehingga menimbulkan gejala stres yang harus dikendalikan. Saya mulai panik, Saya stress. Saya tak tahu bagaimana cara mengendalikan rasa sakit Saya hingga akhirnya Saya mengundurkan diri. Lalu Saya membuka dua buku ini. Dan memutuskan. “Saya tidak dapat berbuat lain kecuali menyimpan rasa sakit dan menerimanya”. Hanya dengan kalimat dan mengundurkan diri Saya mengendalikannya.

Disombongi. Saya merasa Saya tidak punya apa-apa, bahkan Saya tidak bisa apa-apa. Apa yang telah Saya berikan pada dunia ini, pada orang-orang yang ada disekitarkku. Rasanya Saya malu pada diri ini. Dalam hati selalu berjanji akan belajar sekuat tenaga. Jadi jikapun disombongi, ya tidak apa-apa, Saya sedang belajar sekuat tenaga.

Diperlakukan beda. Lagi-lagi Saya tidak pernah merasakan diperlakukan beda. Tapi akhir-akhir ini Saya merasa sering diperlakukan beda, Saya seperti orang bodoh dimatanya. Dan itu terjadi di tempat kerja Saya serakang. Tapi lagi-lagi Saya mencari buku ini, Saya menemukan cara untuk mengtasinya. “Saya kemudian membiasakan diri mengubah setiap perasaan yang timbul. Dan juga setiap ejekan yang Saya terima dari siapapaun menjadi cambuk untuk meningkatkan kebiasaanku.“ Ya, Saya harus menghapus peraasan ini. Perasaan selau diperlakukan beda.

Menggerutu Jujur Saya adalah orang yang tidak bisa secara langsung menyampaikan kekecewaan kepada orang, kecuali pada saudara, ibu dan bapak. Ya, kecuali dengan orang-orang terdekat. Saya sering sekali menggerutu secara langusng. Tapi yang sedang Saya jauhkan adalah menghilangkan sikap gerutu Saya. Kata Suroto jangalah suka menggerutu sebab itu akan menjadi penghalang kemajuan dan menjauhkan rejeki. Saya sedang belajar untuk tidak menggerutu. Saya mendapat pelajaran dari buku yang saya baca. Menggurutu itu menimbulkan kesan bahwa kita terlalu banyak meminta, orang tidak dapat mengatasi masalah, dan akan menutup pikiran mencari jalan keluar yang baik. Ya, memang benar. Gerutu itu adalah manisfestasi sikap negative. Bagaimana cara menghindarinya? cara mengihindari gerutu adalah dengan menerima keadaan yang tidak menyenangkan secara realisitis.

Tidak Bahagia. Mensyukui apa yang Saya terima. Jika  sikap positf dilaksanakan maka akan menimbulkan kebahagian,  Dan bahagian itu adalah sikap hati dan perasaan diri sendiri.

Tidak Konstruktif. Sikap konstruktif diwujudkan dengan tekad untuk tidak ikut-ikutan dalam berbuat tidak baik, sekurangnya adalah sikap untuk tidak berbuat deskruktif yang merugikan masyarakat.  Membangaun dan menyukseskan sikap baik tanpa pamrih, jika berbuat baik maka kita akan merasakan manfaatnya.

Tidak Optimis sikap adaptif.  Saya adalah orang lemah dalam hal ini. Dan optimis ini bisa dipandang salah satu cara mengendalikan setrees, juga sikap adptif.  

            Dan banyak hal lain yang akan kalian dapatkan dari mmebaca dua buku ini, selain yang aku sebutkan diatas. Sekali lagi, stress itu dekat dengan Saya. Lalu cinta? Dia ada diantaranya. selain Saya harus tetap menyandarkan diri pada Allah SWT dan Al-quran, Saya juga tidak lepas dari dua buku ini. Setidaknya ada yang mengingatkan untuk mengendalikan stress. Saya serahkan semuanya sama Allah SWT. Atas pertolongan Allah Saya jadi lebih bisa mengendalikan stress lebih santai dan semua akan baik-baik saja.

No comments:

Post a Comment

BERBAHASA SEJAK LAHIR

  BERBAHASA SEJAK LAHIR :Siti Halimah   “Terdapat banyak bukti bahwa manusia memiliki warisan biologi yang sudah ada sejak lahir berup...