Mulai besok adalah minggu keenam Saya berada #dirumahsaja. Saya akan menceritakan
perjalanan membaca ketika berkenalan dengan beberapa penulis melalui
tulisannya.
Saya
adalah orang yang tidak bisa membaca novel atau cerita berhari-hari. Terlama, Saya
harus menyelesaikannya selama tiga hari. Jika lebih dari tiga hari maka Saya
akan lupa dengan bacaannya dan beralih ke-bacaan yang lain. Buku yang akan Saya
sedikit ceritakan dalam tulisan ini adalah korban dari beberapa tahun yang lalu,
sempat Saya tinggalkan karena lupa dan banyak kerjaan.
Saya
juga biasanya akan beda-beda buku saat membaca, tergantung waktu dan tempat. Saya
juga bingung kenapa Saya seperti ini. Kalo saya sedang di atas kasur; saya
pasti membaca tentang buku keagaamaan atau tentang buku motivasi, biasanya Saya
baca di atas kasur sebelum atau setelah tidur saja. Jadi di atas kasur samping
bantal itu pasti ada buku. Nah, untuk novel biasanya Saya simpan di atas meja
belaja. Belakangan ini Saya sedang senang membaca novel elektronik, entah
kenapa. Mungkin saja karena saya bisa
membukanya saat sedang mengerjaakan pekerjaan lain. lalu, untuk buku pelajaran
atau buku teori yang harus saya pelajari
juga disimpan di atas meja belajar, akan beda lagi buku yang saya baca ketika berada di ruang
tamu atau sedang di luar. Entah, Saya
tidak bisa baca satu buku. Pasti Saya membaca beberapa buku dalam sehari.
Saya
akan bercerita mengenai bacaan Saya minggu ini. Sudah saya jelaskan di awal
jika Buku yang akan Saya sedikit ceritakan dalam tulisan ini adalah korban dari
beberapa tahun yang lalu, sempat Saya tinggalkan karena lupa dan banyak
kerjaan.
Saya
menyelesaikan bacaan Saya mengenai buku kumpulan cerita Eka Kurniawan yang
berjudul Curat-Coret di Toilet, ini adalah
kali pertama Saya membaca karyanya. Meskipun Eka Kurniawan ini sudah sering
saya dengar bahkan saya memegang bukunya tapi belum sempat Saya baca secara
serius karena berbagai hal. Namun, untuk saat ini Saya sudah bingung berkegiatan
apa lagi setelah menyelesaikan tugas dan pekerjaan. Tapi Saya jadi punya
kenalan baru, ternyata karya-kaya yang ia ciptakan penuh dengan kejutan. Banyak
sekali kejutan, meskipun membaca karyanya itu membuat dada sesak tapi kata-kata
yang ia sampaikan melalui buku ini sangat rapi, dan aku jatuh cinta, pun dengan jalan cerita yang ia
suguhkan sungguh membuat kagum. Saya membaca
buku ini dalam waktu dua hari, hari pertama pagi hari dan hari kedua sore hari.
Ada bberapa judul yang sangat menarik salah
satunya Tertangkapnya Si Bandit Kecil
Pencuri Roti. Sedih sekali di akhir cerita Si anak Bandit itu berkata pada pak polisi.
…antara suara
tangisnya yang menyedihkan itu, ia berkata: ”Bapak polisi, antarkan aku kepada
ibuku. Aku ingin punya ibu sendiri yang akan membawaku pergi ke pasar malam.
Aku ingin punya ibu sendiri yang akan memberiku rumah. Aku juga ingin punya ibu
sendiri yang akan memberiku uang untuk membeli roti sehingga aku tak perlu
mencurinya ...”
Betapakah
Si Anak Bandit ini sangat merinduka sosok ibu. Saya tinggalkan dulu Eka
Kurniawan selanjutnya Saya mulai membuka lagi rasa penasaran, hingga keesokan
harinya Saya mencoba dulu untuk berkenalan dengan Boy Chandra penulis yang banyak
digandrungi oleh anak remaja, lembar demi lembar hingga akhirnya Saya menyelesaikannya
selama dua hari. Sebenarnya Saya bisa saja menyelesaikan bacaan ini hanya
dengan satu hari saja. Tapi beda, Saya harus membaca sambil mngerjakan hal
lain.
Sempat
terbesit malas sekali membaca buku Boy Chandra ini, tapi aku melawan kemalasan
itu karena alasan sederhana. Kenapa Saya malas? saya tidak suka novel yang
membicarakan kisah remaja. Saya tidak suka buku tentang percintaan remaja. kebetulan
buku ini elektonik. Tapi Saya penasaran kenapa banyak orang yang jatuh cinta
pada Boy Chandra. Ceritanya tidak mengecewakan, membaca setiap bab-nya Saya
terus menerka-nerka sendiri. Bagaimana seorang Gian dengan kehidupan
perncintaannya, persahabatan, keluarganya dan pendidikannya. Awalnya ketika Gie putus dengan Kaila, Saya menerka
dia bakal dengan Putri, tapi Saya salah setelah terus membacanya sampai selesai
dia menemui cintanya lagi yaitu bersama Aira dan Putri akhirnya jadian dengan
salah satu sahabat mereka Andre. Meskipun Aira harus pergi ke jepang dan Gie
harus rela menunggu Aira, hingga di akhir cerita beberapa tahun kemudain Gie
pergi ke Jepang untuk bertemu dengan Aira dan melepas rindu setelah lam tidak
berjumpa.
Yah,
sebenarnya akhir cerita sangat indah, tapi Saya tidak suka dengan kisah
percintaannya mungkin karena aku tidak mengalami hal tersebut. Entahlah. Tapi penyampaian
melalui Tulisan sangat sederhana jadi mudah dibaca dengan sekali duduk.
Tapi
ada yang membuatku jatuh cinta yaitu pepatah seorang ayah yang sangat menyentuh
dalam buku Boy ini.
“ Gie…, mimpi itu hanya bunga tidur dan selasai saat
kamu terbangun. Sedangkan impian adalah harapan yang baru saja dimulai saat
kamu terbangun. Maka berhentilah bermimpi dan perjuangkan impianmu.” Itu nasihat yang ayah selalu berikan.
Oh iya, buku Boy ini juga sebnarnya
diselipi dengan beberapa informasi kebudayaan dan bahasa padang. Jadi banyak
pelajaran dari daerah juga yang bisa kita ambil dari buku Boy Chandra yang ini.
Tapi
Saya masih mengejar target membaca lagi karya mereka yang lainnya, agar kenal
lebih dekat. Sebelum membaca karya
mereka Saya akan terlebih dahulu menuntaskan novel Fiersa Besari yang berjudul Garis Waktu, karyanya menarik sekali. Bahasa
yang digunakan juga mengalir. Aku jatuh cinta dibuatnya, dan hari ini ketika
aku menulis tulisan ini aku sedang membacanya baru sampai lembar ke-10.
Sepertinya
#dirumah aja akan menjadi hal yang menyenangkan bagiku. Saya akan berkenal
dengan berbagai penulis melalui karyanya.
Selamat
membaca dan tetap #dirumahaja
No comments:
Post a Comment