HORAS BAH !
Salah satu tujuan tempat berlibur paling
terkenal di Pulau Sumatera adalah
Danau Toba yang ditengahnya terdapat pulau Samosir. Tahukah Anda? ke dua objek
wisata ini terletak di Provinsi Sumatera Utara, dengan Medan sebagai
ibukotanya. Kota Medan merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Dan
Medan merupkan kota terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya.
Mayoritas Penduduk Kota Medan adalah
suku Batak. Suku ini adalah salah satu suku yang cukup besar di Indonesia.
Bahasa Batak “horas” cukup populer didengar
sebagai salam saat mereka saling bertemu atapun menyapa orang lain.
Perjalan selama sepuluh hari di Medan merupakan perjalan terpanjang
di pulau Sumatera bersama enam kawan seperjuangan. Kiranya banyak kegiatan yang
kami lakukan di sana selain mengunjungi salah satu objek wisata di kota medan;
bertemu dengan mahasiswa dari berbagai kampus dengan perbedaan RAS ada yang
dari jawa, kalimantan, sumatra dan sulawesi, karena dalam kegiatan IMABSII ini
baru tergabung dari sabang sampai Gorontalo.
Pada esensialnya kegiatan yang melibatkan seluruh Mahasiswa Bahasa
dan Sastra Indonesia ini telah menghasilan beberapa Rapat Kerja Nasional. Salah
satunya rapat kerja yag berkerja sama dengan badan bahasa yaitu
menasinalisasikan bahasa Indonesia dan kuat menembus pasar global MEA (Masyarakat
Ekonomi Asean) 2015. Tentunya berbeda ragam bahasa dan budaya tidak membedakan
kita untuk memperjuangkan bahasa indonesia di kancah yang lebih luas.
Perlu kita kaji di kampus kita bagaimana mempertahankan bahasa
indonesia ini menjadi suatu objek sentral dalam KMB dan tentunya menjadi suatu
penghela menuju pintu indonesia yang nasional.
Dalam rapat kerja nasional IMABSII yang di laksanakan pada tanggal 22-24
November ini juga menghasilkan program kerja yang menjadi perangai untuk memperhatikan
keadaan sekitar yaitu Advokasi dan Kajian terbuka yang mana
dalam program ini setiap dari kita HMJ atau pun anggota didalamnya mesti cepat
tanggap dengan permasalahn yang ada d sekitar.
Dalam
pertemuan itu pula banyak cerita tentang permasalahn yang ada di berbagai
daerah dan pulau. Ada salah satu permasalah yang terjadi di perbatasan dan itu
menjadi tugas kita untuk menyelamatkan indonesia di wilayah perbatasan itu.
Kurangnya perhatian pemeritah mungkin menjadi salah satu penyebab terjadinya naturalisasi
budaya, bahasa bahakan kehidupan yang lebih condong ke negara lain dan hal itu
terjadi di atara perbatasan malaysia dan kalimantan.
Barangkali
masalah ini adalah satu dari ribuan yang baru di ketahui. Apapun yang menjadi
penyebab dan siapapun dimaapun itu adalah tugas kita sebagai penghuni yang satu
tanah air.
Beranjak
pada pertemuan simposium yang dilaksanakan di GOR kabupaten asahan yang mana
acara simposium itu di hadiri oleh dinas pendidikan, para guru, siswa dari
menegah pertana samapai atas serta mahasiswa. Dalam simposium ini juga
mengahasilaan satu keimpulan yang patut kita kaji sebaga tugas kita sebagai
bangsa indonesia dan pelajar yaitu mempertahnakan bahasa indonesia ini secara
uuh agar tidak terjadinya penympangan bahsa yang terlalu di lebih-lebihkan.
Terlebih di jaman yang semakin hari semakin berkembang, dan bahasa yang semaki
hari semakin melebih juga akibat dari keberadaan.
Perjalanan yang luar biasa juga terjadi di danau Toba dan samosir. Yang mana mayoritas penduduk sana adalah Suku Batak Toba. Danau Toba itu di ibaratkan lautnya Wan Anwar yang tak pernah marah, ketenangan kedamaian yang terasa jika tatapan mata ini lebih lama menatap danau Toba itu. Danau yang di himpit oleh keindahan yang Maha Kuasa. Ada keunikan yang ada di tengah-tengah danau toba itu yaitu pulau Samosir. di pulau Samosir sana kami di sambut dengan kebuyaan batak toba yaitu dengan menari si- gale-gale. Sebelum menari si gale-gale seorang ketua adat menjelaskan terlebih dahulu tentang sejarah batak toba di Samosir.
No comments:
Post a Comment